https://salatiga.times.co.id/
Gaya Hidup

'Sing Penting Madhang', Tafsir Visual Perjuangan Hidup dari Lensa Pewarta Foto Yogyakarta

Jumat, 02 Mei 2025 - 07:12
'Sing Penting Madhang', Tafsir Visual Perjuangan Hidup dari Lensa Pewarta Foto Yogyakarta Ketua pameran Dwi Oblo Prasetyo menjelaskan karya yang dipamerkan kepada Kepala Dinas Kominfo DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nogroho, dan Wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan di GIK UGM, Kamis, 1/5/2025. (FOTO: Eko Susanto/TIMES Indonesia)

TIMES SALATIGA, YOGYAKARTA – Di tengah dunia yang penuh distraksi dan informasi instan, pameran foto jurnalistik bertajuk 'Sing Penting Madhang' di Yogyakarta hadir sebagai ruang kontemplatif yang mengajak publik merenungi makna dasar dari keberlangsungan hidup.

Bertempat di Art Gallery Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), pameran ini resmi dibuka pada Kamis,1/5/2025, malam dan akan berlangsung hingga 8 Mei 2025.

Sebanyak 126 karya foto jurnalistik dari 23 anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta dipamerkan dalam ajang tahunan ini.

Foto-foto tersebut bukan sekadar dokumentasi visual, namun potret kehidupan yang menyingkap realitas sosial, ekonomi, budaya, hingga politik di berbagai lapisan masyarakat.

Tafsir-Visual-Perjuangan-Hidup-2.jpgKepala Dinas Kominfo DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, memotret anggota PFI Jogja yang berpameran di GIK UGM, Kamis, 1/5/2025. (FOTO: Eko Susanto/Times Indonesia)

Ketua PFI Yogyakarta, Andreas Fitri Atmoko, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tugas pewarta foto bukan hanya merekam peristiwa penting, tetapi juga menyampaikannya secara jujur dan bertanggung jawab.

“Pewarta foto adalah mata publik. Foto jurnalistik adalah bahasa visual yang menjunjung integritas dan etika sesuai kode etik jurnalistik.”

Tema 'Sing Penting Madhang' yang dalam bahasa Indonesia berarti “yang penting makan”, sepintas terdengar sederhana, bahkan kesannya guyonan. Namun di balik kalimat sederhana tersebut, tersimpan kedalaman filosofi Jawa yang tak lekang oleh zaman.

“Ungkapan ini menyiratkan kebutuhan paling dasar manusia: bertahan hidup. Tapi juga mencerminkan keteguhan, keluwesan, dan kearifan dalam menghadapi kerasnya hidup,” kata Andre.

Melalui tema ini, PFI Yogyakarta mengajak publik merenungi dinamika kehidupan rakyat kecil, tentang bagaimana mereka bertahan, berjuang, dan tetap hidup dengan martabat, di tengah situasi sosial yang tak selalu berpihak.

Foto-foto yang ditampilkan tak hanya bicara tentang makanan sebagai konsumsi fisik, tetapi juga metafora tentang perjuangan eksistensial manusia: dari dapur kecil hingga ruang publik yang penuh gesekan.

Ketua Pameran, Dwi Oblo Prasetyo, merasa bangga bisa membawa pameran ini ke GIK, yang dulunya adalah Gelanggang Mahasiswa. “Ini rumah saya semasa kuliah. Dulu kami bertumbuh di sini. Sekarang kami kembali dengan karya,” ujarnya penuh haru sekaligus merasa bangga.

Falsafah madhang juga mendapat tafsir filosofis dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Melalui sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kominfo DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, Sultan menyampaikan bahwa dalam pandangan masyarakat Jawa, madhang bukan sekadar aktivitas fisik mengisi perut, tetapi representasi dari hidup yang utuh.

Madhang gawe padang, makan membuat terang. Ini bukan sekadar konsumsi, tetapi kontribusi terhadap kehidupan yang holistik,” tutur Hari Edi. Artinya, makan adalah bagian dari keterlibatan aktif manusia dalam menjaga keseimbangan hidup, bukan sekadar bertahan, tapi juga mencerahkan.

Dalam konteks ini, fotografi pun dimaknai bukan hanya sebagai dokumentasi atau estetika, melainkan sastra visual yang menembus batas budaya dan ideologi. “Di era post-truth yang bising dan penuh kebohongan, foto jurnalistik hadir sebagai penyaring sekaligus penegas realitas,” tambahnya.

Pameran Foto Jurnalistik Sing Penting Madhang ini juga dihadiri oleh wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan, Sutradara Garin Nugorho, juga seniman dan budayawan Yogyakarta.

Pameran ‘Sing Penting Madhang’ turut didukung berbagai pihak, termasuk Bank Syariah Indonesia (BSI), Injourney, Bakpia Satu Hati, Pertamina Patra Niaga, Gojek, Superindo, Directive One, Telkom Indonesia, Gigas, serta sejumlah media partner seperti TIMES Indonesia, Mojok.co, Kabarsembada.com, Warta Jogja, Tribun Jogja, Harian Jogja, dan Radio Sonora.

Lebih dari sekadar pameran, ‘Sing Penting Madhang’ adalah ajakan untuk membuka mata, dan juga rasa, terhadap perjuangan hidup yang tak selalu tampak, namun nyata adanya.(*)

Pewarta : Eko Susanto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Salatiga just now

Welcome to TIMES Salatiga

TIMES Salatiga is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.